KARNA CINTAKU TAK EGOIS

And to you, I just can’t be true…

“Jelaskan padaku…”
“Tak ada yang perlu kau tau…”
“Begitukah?”
“…”
“Aku tak bermaksud menghakimi, aku hanya tak ingin kau terluka…”
“Itu bukan urusanmu!”
“Tolong jauhi dia, pria itu sudah punya kekasih.”
“Lalu?”
“Kau harus mundur!”
“Kenapa harus aku? Kenapa bukan perempuan itu?”
”Karna kau yang hadir di antara mereka!”
”Tapi aku mencintainya..”
”Cintamu egois.”
”Perempuan itu sudah memilikinya selama bertahun-tahun, sekarang giliranku!”
”Jangan gila kamu!”
”Aku tidak gila. Salahkah aku jika aku ingin bersama pria yang ku cintai?”
”Tidak, jika dia adalah pria single.”
”Arghhh…kenapa tidak ada yang mengerti perasaanku?”
”Aku tau kau merasa sakit, tapi please…berhenti sekarang juga!”

Aku berlari kencang menembus derasnya hujan di kota ini. Sakit yang terasa di telapak kakiku tak sebanding lagi dengan sakit yang ada dihatiku. Aku sungguh terluka. Tak ada yang mau mengerti perasaanku, tak ada yang memahami betapa aku mencintai pria itu dan aku ingin selalu ada di dekatnya. Kenapa orang-orang mengataiku egois? Apakah salahku jika waktu mempertemukannya dengan wanita itu lebih dulu? Apakah salahku jika kemudian ada cinta diantara aku dan dia? Oh…kepalaku terasa mau pecah memikirkan semua itu.

Jakarta, apa yang harus ku lakukan?
Aku merasa sendiri di antara orang-orang yang ku kenal karna sekarang mereka sedang tak mau berkompromi dengan perasaanku, meski hanya sedikit saja ku mohon pengertian mereka.
Benarkah harus ku lepaskan cinta ini?
Jakarta, tak bisakah kau mendukungku untuk sekali ini saja?

*
**

”Kamu sakit? Kok gak semangat gitu sih?”
Bagaimana bisa aku bersemangat jika setelah ini aku tau kalau aku harus kehilanganmu..

”Jangan diam gitu donk. Lagi ada masalah?”

Kamu…kamulah masalahku. Kamulah yang menyebabkan aku seperti ini.

”Cerita donk…jangan diam aja. Aku jadi bingung nih.”
Aku ingin sekali bisa berkata-kata dengan lancar saat ini, tapi aku merasa ada bongkahan besar di tenggorokanku..Aku tak bisa.

”Kamu dengar aku gak sih?”
Dengar, bahkan suaramu sangat jernih terdengar di telingaku.

”Lho…kok malah nangis? Kamu kenapa sih?”
Tak dapat ku tahan lebih lama lagi, harus ku katakan padamu saat ini juga.

”Kita tak boleh bertemu lagi.”

”Kenapa?”

”Karna kau sudah punya kekasih dan aku tak ingin dia tersakiti lebih lama. Aku..aku juga perempuan…sama seperti dia. Aku tak ingin melukai hatinya lagi.”

”Tapi…”

”Sssst…… Aku mencintaimu, aku ingin kau tau itu. Aku selalu ingin bersamamu, karna itu impianku. Tapi untuk saat ini aku tak berhak. Kembalilah padanya, aku tak mungkin nyata untukmu.”

”Kenapa kau lakukan ini?”

”Karna sejujurnya hatiku pun terluka dengan semua ini. Meski aku tertawa bahagia saat bersamamu, tapi hatiku tak bisa berbohong kalau kebahagiaanku itu semu. Itu hanya untuk sesaat, karna ku tau kau ada yang memiliki.”

”Aku mencintaimu..”

”Lupakanlah aku…”

”Aku ingin bersamamu..”

”Kau sudah memiliki dia… ”

”Aku menginginkamu…”

”Tolong jangan sakiti dia lagi, karna sudah ku relakan hatiku untuk kebahagiaamu dengannya…Aku harus pergi….Maafkan aku.”

Secepat mungkin aku berlalu dari hadapanmu.
Sebelum kau memelukku…
Sebelum tanganmu menahanku untuk tetap tinggal disana…
Sebelum aku membatalkan niatku untuk melepaskanmu
Sebelum aku mengingkari semua yang sudah ku katakan…

Habis sudah kekuatan yang ku miliki…
Tau kah kau betapa berat melepaskanmu, apalagi harus melupakanmu…
Tak kuasa lagi menahan air mataku, aku sungguh tak ingin kehilanganmu…
Tapi aku tak ingin cintaku disebut egois…
Untuk itu aku rela mengalah….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar